Nasib Pahit Peritel AS: Toko Ditutup Gegara Corona, Kini Malah Dijarah



Jakarta - Pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia membuat toko ritel babak belur karena banyaknya penutupan, termasuk di Amerika Serikat (AS). Mengutip Reuters, Target Corporation dan Walmart saat ini sedang menghadapi tekanan berat dari pandemi dan protes sampai penjarahan yang dilakukan di berbagai kota di AS.

Awalnya protes tersebut berjalan lancar, namun berubah menjadi anarkis akibat meninggalnya seorang pria kulit hitam di Minneapolis, George Floyd.

Di wilayah Los Angeles unjuk rasa tersebut berbuntut penjarahan di toko pakaian Aleander McQueen dan Gucci. Toko-toko tersebut juga dituliskan kalimat "Eat the rich".

Sementara itu di beberapa toko Grove Shopping Centre yang tak jauh dari tempat tersebut dibobol oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti toko Nordstorm, Ray Ban sampai Apple.
Dalam keterangan resminya, Apple Inc menyatakan menutup sejumlah toko di AS pada minggu. Namun Apple tidak merinci berapa banyak toko yang ditutup. Apple juga akan membatasi jam operasional untuk lebih dari 200 toko.

Walmart juga menutup beberapa toko di Minneapolis dan Atlanta setelah protes yang dilakukan pada Jumat. Kemudian menutup ratusan toko pada pukul 5 sore.

Juru bicara Walmart menyampaikan manajemen terus memantau perkembangan protes ini untuk operasional ke depannya.

Amazon juga terus memantau situasi dengan ketat. Di beberapa kota, Amazon bahkan telah mengurangi operasional pengiriman untuk menjaga keamanan para pegawainya.

Penjualan ritel di AS mencatatkan penurunan yang signifikan akibat pandemi COVID-19 yang membuat banyak orang harus berada di rumah dan menyebabkan kontraksi perekonomian terbesar sejak periode 1930-an.


Sumber: Detik.com