MEDAN - Seorang oknum bidan yang bekerja di satu rumah sakit
swasta Jalan Bilal Medan, diamankan personel Polsek Medan Timur, Kamis (18/6),
sekira pukul 23.00 WIB. Oknum bidan berinisial TND (25) ini, diamankan lantaran
mencuri uang hingga Rp16 juta lebih dari rekening tabungan temannya, dengan
cara mencuri kartu ATM lebih dulu.
Kapolsek Medan Timur, Kompol M Arifin menjelaskan, kasus ini
bermula saat korban Rice Mutiara (25) warga Jalan Keadilan, Sampali, pada April
2020 lalu, menyadari kartu ATM yang biasa disimpannya di balik cashing
handphone, hilang. Korban kemudian menanyakan kepada pelaku, karena satu tempat
tinggal selama penanganan virus
corona.
“Korban dan pelaku sama-sama bekerja di rumah sakit di Jalan
Bilal Medan. Keduanya juga tinggal dalam satu tempat yang sama selama
penanganan virus corona. Awalnya, korban meletakkan kartu ATM di belakang
handphone, tepatnya di balik cashing. Kemudian korban sadar, kartu ATM sudah
hilang dan memberitahukan kepada pelaku,” ungkap Arifin, Jumat (19/6),
Riaupos.co.
Namun, sambung Arifin, pelaku berdalih tidak mengetahui.
Bahkan, pelaku menyarankan korbang mengurus ke bank dengan alasan kartunya
tertelan mesin ATM. Setelah diurus, berselang sekitar 2 bulan dan dilakukan
pencetakan rekening koran, saldo pada rekening tabungan korban telah habis.
Korban kemudian memutuskan membuat laporan ke Polsek Medan Timur.
“Laporan korban ditindaklanjuti dan dilakukan penyelidikan
mendalam. Dari hasil penyelidikan, diketahui pelakunya adalah teman korban
sendiri, berdasarkan rekaman CCTV saat penarikan uang di mesin ATM. Selanjutnya,
dilakukan penangkapan terhadap pelaku,” bebernya.
Saat diinterogasi, pelaku pun mengakui perbuatannya. Setelah
itu, menarik uang dari mesin ATM dengan nomor PIN yang sebelumnya sudah
diketahui pelaku, karena merupakan teman dekat korban.
“Dugaan sementara, motif pelaku membobol uang korban karena
terlilit utang. Namun, masih dialami,” sebut Arifin.
Arifin menambahkan, dari pelaku disita barang bukti sejumlah
kartu ATM dan dokumen penting.
“Pelaku dikenakan Pasal 363 KUHPidana, ancaman minimal 5
tahun penjara,” pungkasnya.