Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo menjelaskan pentingnya
transformasi atau reformasi birokrasi mengikuti perkembangan zaman. Tjahjo
kemudian mengingatkan tentang resesi di tahun 2007 lalu yang akhirnya memaksa
redormasi birokrasi swasta dengan begitu cepat.
Saat ini, Indonesia kembali diuji dengan krisis lainnya
yakni melalui pandemi COVID-19, sehingga banyak pekerjaan fisik yang harus bisa
dikerjakan secara digital. Untuk itu, sudah saatnya birokrasi pemerintah mulai
melakukan perubahan serupa.
"Mungkin bapak ibu ingat, masa resesi kita di tahun
2007 itu kan birokrasi di swasta kan juga berubah dengan cepat," kata
Tjahjo dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta,
Selasa (23/6/2020), dikutip Detik.com.
Salah satu aspek yang bakal membantu transformasi dan
peningkatan kinerja ASN, sebut Tjahjo, yakni pemanfaatan teknologi. Terkait hal
tersebut, dia mencontohkan pemanfaatan teknologi oleh sebuah perusahaan
transportasi.
Pemanfaatan teknologi dalam perusahaan teknologi otomatis
meningkatkan kinerja karyawan perusahaan tersebut dalam hal ini sopir. Para
sopir, terbantu kerjanya lewat pemanfaatan teknologi. Teknologi juga membuat
para sopir lebih jujur dan segala tindakan yang merugikan konsumen dapat
berkurang dengan sendirinya.
"Kami kemarin mengundang CEO Taksi Blue Bird, supir itu
kan tidak ahli lho, paling-paling (tamatan) SMP atau SMA lah, tapi dengan
teknologi yang diterapkan oleh Blue Bird beres kok, barang hilang, barang
ketinggalan di Blue Bird dalam tempo satu jam bisa kembali. Tidak bisa bohong
mereka," paparnya.
Hal ini seharusnya bisa diterapkan di level PNS dengan
harapan pelayanan PNS kepada publik juga bisa terus ditingkatkan.
"Jadi di tingkat supir aja bisa, masa ASN nggak
bisa," sindirnya.