Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memicu
kontroversi baru setelah menyebut 'hari hebat' untuk George Floyd dalam pidato
terbarunya di Gedung Putih. Kalimat dan kata-kata Trump itu memicu kritikan
dari berbagai pihak.
"Kita semua melihat apa yang terjadi pekan lalu. Kita
tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi," ujar Trump merujuk pada
Floyd yang tewas di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu. Hal ini disampaikan
Trump dalam pidato terbaru di Rose Garden, Gedung Putih, seperti dilansir AFP,
Sabtu (6/6/2020).
"Semoga George memandang ke bawah sekarang dan
mengatakan, 'Ini hal yang hebat yang terjadi pada negara kita sekarang'. Hari
yang hebat untuknya. Ini hari yang hebat untuk semua orang," sebut Trump.
Pidato Trump yang disampaikan pada Jumat (5/6) waktu
setempat, atau sekitar 11 hari setelah kematian Floyd di tangan polisi
Minneapolis, memicu kebingungan soal mengapa Trump berpikir ini hari yang hebat
untuk Floyd.
"Ini adalah hari yang hebat, hebat untuk
kesetaraan," imbuh Trump, yang oleh banyak pihak, dituduh gagal menanggapi
praktik rasialisme, kebrutalan polisi dan ketidaksetaraan yang diprotes oleh
para demonstran.
Pernyataan ini disampaikan sebelum Trump menandatangani
legislasi yang mengatur fleksibilitas pinjaman untuk bisnis kecil. Trump
memanggil media ke Gedung Putih untuk menyambut laporan ketenagakerjaan AS yang
kuat, yang bertentangan dengan apa yang diperkirakan para ekonom di tengah
pandemi virus Corona
(COVID-19) yang merajalela. Isi pidato Trump lainnya membahas kabar baik soal
perekonomian AS, yang disebutnya kini dalam mode 'roket'.
Komentar Trump soal 'hari hebat' ini dianggap banyak pihak
terlalu dekat dalam menyatukan kematian Floyd dengan kabar perekonomian yang
membaik di AS. Trump juga dianggap mencatut nama Floyd saat membahas isu
ekonomi.
Gedung Putih menyebut interpretasi semacam itu 'salah'.
"Sangat jelas bahwa Presiden berbicara soal perjuangan untuk kesetaraan
keadilan dan perlakuan yang sama di bawah hukum saat dia menyampaikan komentar
ini," sebut penasihat komunikasi senior Gedung Putih, Ben Williamson, via
Twitter.
Diketahui bahwa Trump membahas tema tersebut sebelum
berbicara soal Floyd. "Kesetaraan keadilan di bawah hukum harus berarti
bahwa setiap warga Amerika mendapatkan perlakuan yang sama dalam setiap
pertemuan dengan penegak hukum terlepas apapun ras, warna kulit, jenis kelamin
atau keyakinannya," ucapnya.
Kritikan terhadap komentar Trump datang dari mantan Wakil
Presiden AS, Joe Biden, yang
kini menjadi calon penantang utama Trump dalam pilpres AS pada November
mendatang. Biden menyebut komentar Trump soal Floyd itu 'tercela'.
"Kata-kata terakhir George Floyd, 'Saya tidak bisa
bernapas', telah menggema di seluruh negara ini dan di seluruh dunia. Bagi
seorang Presiden untuk berupaya memasukkan kata-kata lain ke dalam mulutnya,
sungguh tercela," sebut Biden.
Komentar Trump soal 'hari hebat' ini dianggap banyak pihak
terlalu dekat dalam menyatukan kematian Floyd dengan kabar perekonomian yang
membaik di AS. Trump juga dianggap mencatut nama Floyd saat membahas isu
ekonomi.
Gedung Putih menyebut interpretasi semacam itu 'salah'.
"Sangat jelas bahwa Presiden berbicara soal perjuangan untuk kesetaraan
keadilan dan perlakuan yang sama di bawah hukum saat dia menyampaikan komentar
ini," sebut penasihat komunikasi senior Gedung Putih, Ben Williamson, via
Twitter.
Diketahui bahwa Trump membahas tema tersebut sebelum
berbicara soal Floyd. "Kesetaraan keadilan di bawah hukum harus berarti
bahwa setiap warga Amerika mendapatkan perlakuan yang sama dalam setiap
pertemuan dengan penegak hukum terlepas apapun ras, warna kulit, jenis kelamin
atau keyakinannya," ucapnya.
Kritikan terhadap komentar Trump datang dari mantan Wakil
Presiden AS, Joe Biden, yang
kini menjadi calon penantang utama Trump dalam pilpres AS pada November
mendatang. Biden menyebut komentar Trump soal Floyd itu 'tercela'.
"Kata-kata terakhir George Floyd, 'Saya tidak bisa
bernapas', telah menggema di seluruh negara ini dan di seluruh dunia. Bagi
seorang Presiden untuk berupaya memasukkan kata-kata lain ke dalam mulutnya,
sungguh tercela," sebut Biden.
Sumber: Detik.com