Jakarta - Pandemi virus Corona memberi dampak negatif
terhadap ekonomi banyak negara, tak terkecuali Amerika Serikat (AS). Pada
kuartal kedua tahun ini, ekonomi negara adikuasa itu mengalami kontraksi sebesar
32,9%.
Biro Analisis Ekonomi mencatat angka ini adalah penurunan
terburuk sepanjang sejarah. Dikutip dari Detik.com AS masuk ke dalam jurang resesi. Berikut fakta-faktanya:
1. Ekonomi Terburuk dalam Sejarah
Penurunan ekonomi AS kali ini merupakan yang terburuk
sepanjang sejarah dan terendah sejak pertengahan tahun 1921 lalu.
Kontraksi tajam terjadi pada konsumsi rumah tangga, ekspor,
produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian
menekan produk domestik bruto (PDB) lebih lanjut.
Konsumsi rumah tangga, yang selama ini menyumbang sekitar
dua pertiga dari seluruh kegiatan ekonomi di AS, merosot 25%. Sektor jasa
menyumbang persentase terbanyak. Indeks harga konsumen, indikator penting
inflasi, anjlok 1,5% pada kuartal II-2020 dibandingkan peningkatan 1,4% pada
kuartal I-2020.
Ini adalah periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila
dibandingkan dengan periode Depresi Besar dan Resesi Besar. Sebagai
perbandingan, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global
tahun 2008 adalah minus 8,4% pada kuartal IV-2008. Pada kuartal I tahun 1958,
pertumbuhan ekonomi AS minus 10%. Sementara itu, rekor terburuk perekonomian AS
adalah pada kuartal II tahun 1921.
2. Resesi Pertama dalam 11 Tahun Terakhir
Bisnis yang terhenti selama lockdown pada musim semi tahun
ini membuat AS akhirnya terjerumus ke dalam resesi pertamanya dalam 11 tahun
terakhir. Hanya dalam beberapa bulan, ekspansi ekonomi terpanjang dalam sejarah
AS dalam lima tahun terakhir pun selesai sudah.
Resesi biasanya didefinisikan sebagai penurunan produk
domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut.
Pada kuartal sebelumnya (Januari ke Maret), PDB AS minus 5%.
Penurunan PDB kuartal kedua hampir empat kali lebih buruk
daripada selama puncak krisis keuangan, ketika ekonomi mengalami kontraksi pada
tingkat tahunan sebesar 8,4% pada kuartal keempat 2008.
Tapi ini bukan resesi biasa. Kombinasi krisis kesehatan
masyarakat dan ekonomi belum pernah terjadi sebelumnya. Dan jumlahnya juga tak
sepenuhnya menggambarkan kesulitan yang dihadapi jutaan orang Amerika.
3. Puluhan Juta Orang Kehilangan Pekerjaan
Pada bulan April, lebih dari 20 juta pekerjaan Amerika
lenyap ketika bisnis tutup dan sebagian besar warga harus tinggal di rumah. Itu
adalah penurunan terbesar sejak sejarah pencatatan dimulai lebih dari 80 tahun
yang lalu. Klaim untuk tunjangan pengangguran pun meroket dan masih belum pulih
hingga saat ini.
Memang pasar tenaga kerja telah pulih kembali sejak lockdown
diakhiri dan membawa jutaan orang kembali bekerja.
Laporan pekerjaan Juli minggu depan diharapkan ada tambahan
2,3 juta pekerjaan yang akan membawa tingkat pengangguran turun menjadi 10,3%.
Tapi ini masih lebih tinggi dibandingkan periode terburuk krisis keuangan.