Ditantang Jerinx SID, Indra Yovi : “Suruh Masuk Kamar Mayat Saja”



PEKANBARU - Drummer Group Band Superman Is Dead (SID) Jerinx, kembali menjadi perbincangan setelah mengunggah gambar Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi, pada akun instagramnya @jrxsid. Dalam unggahannya, Jerinx menyatakan keinginannya untuk berkomunikasi dengan dr Yovi.

Pasalnya, dalam unggahannya yang memajang foto dr Yovi yang berisi kata-kata, Jika tidak percaya Covid 19 boleh masuk ruang isolasi tanpa menggunakan APD tersebut, Jerinx ingin membuktikan bahwa Covid 19 adalah konspirasi. 

Menanggapi hal tersebut, dr Indra Yovi ketika dikonfirmasi Riau Pos mengaku tidak mau ambil pusing dengan pernyataan Jerinx tersebut. Menurutnya, masih banyak hal lain yang lebih penting untuk diurus.

"Yang seperti itu tidak usah dilayani, banyak hal penting yang harus dikerjakan dari pada mengurusi itu. Apalagi hari ini pasien positif Covid-19 di Riau tambah lagi ni," sebutnya.

Saat ditanyakan jika nantinya memang Jerinx datang ke Riau, dr Yovi menyebutkan bahwa ia akan menyuruh Jerinx untuk masuk ke kamar mayat saja. 

"Suruh masuk ke kamar mayat saja kalau datang (ke Riau), sudahlah tidak usah ditanggapi. Masih banyak hal positif yang bisa dikerjakan lagi," katanya.

Setelah viral tentang konspirasi agama dengan Ahmad Dhani musisi kondang pentolan Band Dewa 19, Jerinx drummer Superman Is Dead terus menjadi sorotan publik karena sering mengkampayekan konspirasi dibalik Covid-19. Jerinx pun mengunggah keinginannya untuk berkomunikasi dengan Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau Indra Yovi. 

Niat tersebut dilontarkan di akunnya @jrxsid, Jumat (17/7/20) siang. Dari unggahan tersebut ia memajang gambar Indra Yovi, bertuliskan kutipannya “Jika tidak percaya Covid-19 boleh coba masuk ke ruang isolasi tanpa APD.”

Caption dari unggahan tersebut Jering menyampaikan keinginan untuk bertemu dengan Yovi "Ada yang bisa kondisikan saya dengan Yovi ini?” Tulisnya.

Menanggapi kutipan Yovi tersebut, ia juga mengaku pernah ingin menbuktikan jika Covid-19 itu hanya konspirasi. Malah ia membeberkan berniat masuk dan bertemu dengan pasien terjangkit tanpa APD, namun tidak diizinkan oleh pihak rumah sakit. 

"Saya sudah coba berbulan bulan lalu dan tidak ada RS yang ijinkan saya bertemu dengan pasien tanpa APD. Cek IG saya ada buktinya. Saya udah siap mati demi ini. Apa mereka siap rahasia dapurnya kebongkar?" tulisnya. 

Saking inginnya berkomunikasi dengan Yovi, ia juga ikut menandai akun resmi dr Tirta @dr.tirta untuk meminta nomor kontak Yovi. 

"Mas Tirta, jika ada kontaknya Yovi? yolong balas DM ya. Suwun." tulisnya. 

Unggahan tersebut tak luput dari komentar para warganet. Diantaranya Dekwinastra yang menandai akunnya dr Tirta untuk memfasilitasi keinginan Jerinx ketemu pasien terjangkit tanpa APD. "dr. tirya ayo donk fasilitasi teman teman saya ini untuk ketemu padirn tanpa ADP @jrxsif @yuda_cete @boteltorpedo mereka sudah siap. termasuk saya," tulisnya.

Di tengah pandemi virus corona, nama musisi Jerinx dari band Superman Is Dead atau yang akrab disapa JRX SID ramai diperbincangkan gara-gara teori konspirasi yang ia lontarkan di media sosial.

Dalam live instagram bersama dokter Tirta beberapa waktu lalu, Jerinx dengan lantang menyebut bahwa virus corona adalah permainan elite global. Dia mengklaim telah menemukan banyak fakta bahwa virus corona merupakan ciptaan manusia. COVID-19 dikatakan olehnya sebagai sebuah skema yang ada hubungannya dengan aedofilia di Gedung Putih AS.

Ia juga menyebut virus corona dibuat dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kontrol. Kontrol yang dilakukan oleh para elite global untuk tetap berada di puncak piramida ekonomi dan politik dunia.

“Elite global ini menciptakan ilusi agar ini terlihat seperti pertempuran antar-negara dan ras. Agar bisa lebih mudah mengontrol konfliknya,” ujar Jerinx.

Salah satu elite global yang Jerinx maksud adalah pendiri Microsoft, Bill Gates. Menurut Jerinx, ini bisa dilihat dari film berjudul ‘Pandemic’ di Netflix yang dibuat oleh Bill dan Melinda Gates Foundation. Film ini ternyata dirilis bersamaan dengan terjadinya pandemi virus corona di dunia nyata.