Pekanbaru - Kantor DPRD Kota Pekanbaru didatangi Ratusan
driver ojek online (Ojol), Senin (27/07) pagi.
Kedatangan Ojol dari Gojek Pekanbaru tersebut guna
mengadukan nasibnya yang terzalimi dengan program Berkat dan penghapusan bonus
yang dilakukan manajemen Gojek.
Pantauan di lokasi aksi, halaman kantor DPRD Pekanbaru
tampak menghijau oleh ratusan driver berjaket khas berwarna hijau
tersebut.
Dalam aksi damai itu, mereka menyampaikan kekecewaannya atas
program berkat dan hilangnya bonus mereka yang diakibatkan oleh pemotongan yang
dilakukan terus menerus oleh pihak manajemen Gojek.
Bonus yang awalnya diterima oleh driver sebesar Rp 80 ribu
dengan terlebih dahulu mengumpulkan 20 poin, namun secara perlahan bonus
tersebut turun menjadi sebesar Rp 55 ribu dengan tetap harus mengumpulkan 20
poin.
"Bonus ini adalah hasil dari pemotongan pajak 20% uang
diambil manajemen GoJek dari saldo Driver (Gopay), jadi ini bukan bonus yang
sebenarnya kalau kita artikan secara harfiah. Karena setiap orderan yang
selesai akan dipotong 20%," kata Ketua Umum Gerakan Gejolak Driver (Geger)
kota Pekanbaru, Supriadi dalam orasinya, dikutip dari Klikmx.com.
Setelah beberapa menit melakukan orasi, ratusan driver Ojol
ini ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri beserta
anggota DPRD Pekanbaru lainnya, seperti Roni Pasla dan Mulyadi.
Beberapa perwakilan driver gojek dipersilahkan masuk dan
menyampaikan langsung apa yang menjadi keluhan mereka.
"Kita (Driver-red) menolak program Berkat yang diadakan
oleh PT Gojek Indonesia dan minta bonus yang telah diambil dari hak kami
dikembalikan," sambung Wakil Ketua Geger, Media seusai pertemuan bersama
Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Tengku Azwendi Fajri dan anggota DPRD lainnya.
Awalnya, lanjut dia, para mitra mendapatkan bonus dari GoJek
sebesar Rp120ribu, bonus yang diterima oleh driver sendiri perlahan-lahan turun
menjadi Rp 80 ribu kemudian yang terakhir turun lagi menjadi Rp 55 ribu dan
saat ini menjadi hilang alias tidak ada.
"Sekarang tidak ada bonus sama sekali, yang ada program
Berkat sejak satu bulan yang lalu," jelasnya.
Berbeda dengan namanya, Media menjelaskan program Berkat
yang dikeluarkan oleh PT Gojek Indonesia sama sekali tidak menguntungkan para
mitranya. Ia menjelaskan untuk mendapatkan 14 poin dari pukul 08.00 sampai
20.00 WIB sebagian besar driver tidak bisa mencapainya.
"Buat apa program Berkat ada kalau statusnya tidak bisa
tercapai, kalaupun tercapai itu tidak ada penambahan. Minimal 10 orderan itu
sudah mencapai Rp 100 ribu, dan itu tidak ada penambahan dari kantor
(GoJek)," tambahnya lagi.
Dan berdasarkan hasil pertemuan dengan perwakilan dari DPRD
Pekanbaru, Media menuturkan bahwa DPRD Pekanbaru berjanji akan menjembatani
permasalahan tersebut dengan PT Gojek Indonesia.
Sementara Wakil Ketua DPRD kota Pekanbaru, Tengku Azwendi
Fajri mengatakan, persoalan yang disampaikan para driver ini merupakan
persoalan internal para driver gojek selaku mitra dengan Perusahaan Gojek
Indonesia yang berada di kota Pekanbaru.
"Kami coba menjembatani aspirasi mereka (driver gojek)
dan nantinya akan kami lakukan pemanggilan kepada mereka (manajemen gojek) dan
instansi terkait, apakah dishub, atau polres juga nanti kita akan panggil ulang
dalam waktu dekat ini," ujar Azwendi.
Politisi Demokrat ini menambahkan banwa para driver ini
mengeluhkan bahwa kesejahteraan para driver ini terganggu karena adanya program
berkat dan penghapusan bonus.
"Maka dari itu dengan adanya pemanggilan nantinya akan
mendapatkan solusinya. Pihak manajemen saya ingatkan juga, sebelum membuat
suatu program, lakukan sosialisasi kepada mitra-mitranya supaya tidak ada
gejolak-gejolak seperti ini. Nantinya kita juga mau melihat apa yang sudah
manajemen Gojek Indonesia berikan kepada kota Pekanbaru dalam bentuk PAD,"
pungkas Azwendi.