Calon Jemaah Haji Asal Indonesia Terpapar Covid-19

Jakarta - Ada dua calon jamaah haji (CJH) asal Indonesia yang tidak bisa ikut wukuf di Padang Arafah karena positif Covid-19, perkembangan terbaru ini disampaikan oleh konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali. Khususnya keikutsertaan warga negara Indonesia (WNI) dalam menjalankan rukun Islam kelima itu.

Informasi tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam international webinar yang digelar Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik In

donesia (AMPHURI) DKI Jakarta kemarin (3/8). Endang menyebutkan, informasi terbaru, jumlah WNI yang terdaftar ikut haji tahun ini 16 orang.

Kemudian, mendekati pelaksanaan wukuf atau puncak haji, ada empat orang yang ditengarai positif Covid-19.

Mereka harus menjalani karantina di hotel tempat menginap. Sampai akhirnya, dua orang di antaranya dinyatakan negatif. Kemudian, dua orang lainnya positif korona.

’’Dua orang ini tidak bisa ikut wukuf di Padang Arafah,’’ ucap Endang. Semula, dia berharap dua orang itu tetap bisa mengikuti wukuf. Namun, otoritas tertinggi ada di pemerintah Arab Saudi. Endang tidak bersedia membeber dua identitas jamaah haji WNI yang positif Covid-19 tersebut, dikutip dari Riaupos.co.

Endang melanjutkan, untuk bisa mendaftar dan lolos berhaji tahun ini cukup sulit. ’’Saya sendiri daftar. (Tapi, Red) tidak lolos,’’ katanya. Saat itu dia mendapatkan SMS yang intinya pengumuman dirinya tidak lolos. Konjen Indonesia di Jeddah juga mendaftar haji, tetapi tidak lolos.

Endang mengungkapkan, hampir seluruh diplomat Indonesia yang mendaftar haji tidak lolos. Hanya ada satu orang yang lolos, yakni istri staf lokal bernama Ibu Irma.

Endang menceritakan, mendapatkan informasi berapa jumlah WNI yang lolos berhaji juga tidak mudah. Dia lebih banyak mencari informasi sendiri. Itu kenapa informasi jumlah WNI yang bisa berhaji tahun ini berubah-ubah. Semula disebut lima orang. Kemudian jadi 13 orang dan akhirnya 16 orang. Endang mengatakan, dirinya terus mengumpulkan nama jamaah WNI sampai pelaksanaan mabit di Mina.

Di awal-awal pengumuman pelaksanaan haji 2020, Endang mendapatkan kabar bahwa pemerintah Saudi melibatkan perwakilan negara-negara asal jamaah. Tetapi, dalam praktiknya, tidak ada pelibatan itu. Sebab, haji di masa pandemi ini melibatkan banyak kementerian di sana. Selain Kementerian Haji, ada Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Bahkan, Kementerian Haji menjadi seperti juru bicara saja.

Kondisi serupa dialami Ketua Umum AMPHURI Joko Asmoro. Sampai saat ini, dia masih berada di Jeddah. Dia membantu pengurusan administrasi terkait 463 perusahaan travel haji khusus dan umrah di bawah bendera AMPHURI. ’’Saya juga ikut daftar (haji 2020, Red). Tetapi, tidak ada kabar,’’ jelasnya.

Menurut Joko, penyelenggaraan haji 2020 ini bisa jadi menjadi modelling atau percontohan pelaksanaan umrah musim 1442 Hijriah. Seperti pembatasan dan pengaturan ketat saat pelaksanaan tawaf. Selain itu, juga pelaksanaan sai atau berjalan cepat dari Bukit Sa

fa ke Marwa. Dia mengatakan, AMPHURI beserta seluruh travel di bawahnya terus memantau perkembangan di Arab Saudi. Khususnya kabar kapan ibadah umrah kembali dibuka.

Data KBRI Riyadh per 31 Juli menyebutkan, ada 82 kasus WNI terjangkit Covid-19 di wilayah kerja KBRI Riyadh. Dari jumlah itu, 23 orang menjalani karantina, 37 orang sudah sembuh, dan 22 orang meninggal. Lalu, di wilayah kerja KJRI Jeddah, ada 118 WNI positif Covid-19. Dari jumlah itu, 60 orang dikarantina, 16 orang sembuh, dan 42 orang meninggal.