Simak 5 Hal Ini Jika Terpaksa Ngutang di Tengah Pandemi


Jakarta - Pandemi Corona yang belum juga surut melanda Indonesia, membuat banyak orang harus kehilangan pendapatannya. Badai PHK melanda banyak pekerja, bagi yang masih bekerja pun banyak yang terpaksa harus dipotong gajinya.

Sementara itu, hidup harus tetap berjalan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun butuh uang pastinya. Akhirnya, utang dipilih sebagai jalan keluar.

Di tengah kondisi sulit seperti ini utang memang menjadi salah satu alternatif, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho pun mengatakan wajar apabila orang terpaksa berutang di tengah kondisi super sulit seperti ini.

"Ya di tengah kondisi seperti itu bisa jadi jalan keluar, apalagi buat yang kena PHK ataupun yang terkena potongan gajinya," ujar Andy,Minggu (6/9/2020), mengutip dari Detik.com

Hanya saja ada beberapa hal yang harus diingat agar tidak salah langkah saat memilih berutang, Andy memberikan 5 tips sebagai berikut.

1. Perhatikan Batas Maksimal Berutang

Hal paling pertama yang harus diperhatikan adalah menghitung skala aman dalam berutang. Patokannya, menurut Andy, jumlah maksimalnya sebesar 30% dari pengeluaran bulanan.

Andy mengingatkan sebelum berutang hendaknya jumlah utang, termasuk cicilan sebelumnya bila ada, jangan sampai lebih dari 30% pengeluaran rata-rata bulanan.

"Kita harus paham bahwa presentase yang aman agar keuangan aman meski berutang. Utang itu jumlah maksimalnya adalah 30% dari pengeluaran kita. Sebelum berutang, ada baiknya dihitung dulu. Apalagi kalau sudah ada cicilan, kalau tambah utang masih dalam batas tersebut atau tidak," ujar Andy.

2. Pertimbangkan Dulu Jual atau Gadai Barang

Mengingat utang akan memberikan beban di kemudian hari, Andy menyarankan agar sebelum berutang pertimbangkan untuk menjual atau menggadai barang.

"Sebelum memilih menambah utang coba pertimbangkan menjual atau menggadaikan barang. Misalnya, di rumah ada laptop atau televisi yang tidak sering dipakai bisa saja dijual atau digadaikan," kata Andy.

3. Coba Cari Usaha Minim Modal

Andy juga menyarankan hal lain agar tidak langsung menambahkan utang yang menjadi beban di kemudian hari. Dia mengatakan untuk mencari usaha yang bisa menghasilkan uang, dengan minim modal tentunya.

Bisa saja mempertimbangkan opsi untuk menjadi reseller atau dropshiper. Ataupun kalau terpaksa bisa saja mulai ngojek.

"Ya kalau bisa usaha dulu ya cari dulu usaha, jangan langsung berutang. Kan sekarang ada sistem reseller atau dropshiper, modalnya kan minim yang penting rajin, atau bisa juga ngojek kalau terpaksa," saran Andy.

4. Utang Cuma untuk Penuhi Kebutuhan Pokok

Bila akhirnya terpaksa berutang, Andy mengingatkan utang hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok harian. Jangan sampai berutang untuk memenuhi keinginan belanja semata.

"Kalau memang terpaksa berutang, ya sudah digunakan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Jangan sampai digunakan memenuhi keinginan, mau beli handphone baru, sepeda baru, jangan sampai begitu," tegas Andy.

"Kebutuhan pokok misalnya buat beli makanan minuman atau kebutuhan bulanan, lalu buat bayar tagihan listrik dan lainnya," tambahnya.

5. Minta Keringanan Cicilan Sebelumnya

Masyarakat sendiri banyak juga yang memiliki cicilan bulanan, misalnya cicilan kendaraan ataupun rumah. Andy mengatakan bila mau menambah utang, ada baiknya meminta keringanan terlebih dahulu pada cicilan sebelumnya.

"Buat yang sudah punya cicilan sebelumnya, kalau bisa minta keringanan dulu, ke leasing, bank, atau siapapun yang memberi cicilan. Kemungkinan mereka mau buka mata di kondisi seperti ini," kata Andy