Pekanbaru - Kader senior Partai Golkar yang maju Pilkada Indragiri Hulu Supriati, angkat bicara terkait keputusan dirinya tetap maju Pilkada meskipun tanpa rekomendasi Partai Golkar.
Supriati mengatakan, bahwa selama ini sudah banyak kader Golkar yang maju Pilkada tanpa rekomendasi partai. Hal tersebut tak menjadi persoalan asal tak menggunakan atribut partai.
"Saya kader Golkar, malah dua periode di DPRD Riau. Rasa saya, kader Golkar yang maju (di luar rekomendasi partai) sudah banyak. Asal kita jangan memakai lambang partai. Saya tak usah banyak komentarlah soal itu," kata Supriati yang maju sebagai calon wakil bupati Inhu bersama Irjen Wahyu Adi, Senin (9/9/2020), dikutip dari cakaplah.com.
Disinggung mengenai apakah dirinya sudah minta izin kepada Ketua DPD I Golkar Riau Syamsuar sebelum maju pilkada, Supriati mengatakan sudah meskipun tidak secara langsung.
"Saya sudah menyampaikan melalui Ikhsan (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Riau). Saya sudah minta izin. Dialah yang akan menyampaikannya," ungkap Supriati, Kamis (9/9/2020).
"Karena waktu itu pak Syamsuar tak bisa dijumpai, karena beliau sedang tak bisa diganggu atau dijumpai karena sedang persiapan pelantikan Eselon II Pemprov Riau," cakapnya lagi.
Lebih lanjut, Supriati mengatakan jikapun nanti ada sanksi yang ditetapkan Partai Golkar kepada dirinya, Supriati siap. "Kita siap," tegas Supriati.
Lebih jauh, ditanya soal apakah jika nanti dirinya terpilih memimpin Inhu akan tetap berada di Partai Golkar atau berpindah haluan ke salah satu partai pengusung, Supriati masih menjawab diplomatis.
"Kalau itu, seperti air mengalir saja," tukasnya.
Untuk diketahui pasangan Wahyu Adi-Supriati maju Pilkada Inhu dengan didukung empat partai politik yaitu PDI Perjuangan dengan 4 kursi di DPRD, Demokrat 3, PAN 3 dan Perindo 2. Sementara itu Partai Golkar memilih mengusung istri bupati Yopi Arianto, Rezyta Meylani.