Alumni Jadi Korban Sriwijaya Air, Rektor Unilak Pekanbaru Sampaikan Duka Mendalam

Pekanbaru - Rektor Unilak, Dr Junaidi, membenarkan bahwa Putri Wahyuni Effendi yang menjadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182-CLC, yang jatuh adalah Alumni di Universitas yang dipimpinnya.

Ucapan duka cita ini, disampaikan Rektor mengingat, bahwa Putri Wahyuni Effendi merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning (Unilak).

Selain itu, Putri Wahyuni juga tercatat sebagai warga Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

''Atas nama Unilak, kami turut berduka cita atas adanya alumni Unilak yang menjadi korban pesawat Sriwijaya,'' kata Rektor, dikutip dari Klikmx.com. 

Rektor juga mengajak, mendoakan Putri Wahyuni agar korban diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT.

Semasa di bangku perkuliahan, Putri adalah alumni jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unilak. Dia berdomisili di Jalan Sembilang Gang Pinang, Rumbai.

''Dia baru diwisuda tahun 2018 silam,'' sebut Rektor.

Menurut informasi yang ia terima. Putri Wahyuni merupakan alumni terbaik Unilak. ''Ia cerdas dan santun,'' ungkapnya.

Kerahkan Helikopter dan Fix Wing

Menurut rilis Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto SIP yang disampaikan, mantan Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Muda TNI, Henri Alfiandi, Ahad (10/1/2021) pihaknya diperintahkan Panglima menurunkan Helikopter dan pesawat Fix Wing.
 
''Merespon hilang kontak pesawat Sriwijaya SJ-218 rute Jakarta - Pontianak, sesuai instruksi Panglima TNI dan permintaan dari BNPP/Basarnas, TNI AU telah menyiagakan helikopter dan pesawat fix wing serta personel untuk mendukung operasi pencarian dan pertolongan (Search and Rescue - SAR),'' kata pria yang ditugaskan sebagai koordinator operasi TNI AU, dalam pencarian korban SJ-218.

Sesuai arahan Panglima TNI, armada udara di Lanud Halim Perdanakusuma dan armada TNI AL juga sudah disiapkan untuk membantu misi SAR.

Menurutnya, pihaknya mengerahkan Helikoter Super Puma NAS-332  Skadron Udara 6 dan EC-725 Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor serta personel SAR dari Korpaskhas.

Selain helikopter, sambung Henri, Panglima juga memerintahkan agar TNI AU juga menyiapkan pesawat fix wing Boeing 737 Intai Maritim Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar dan CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.

''Sesuai instruksi Panglima TNI, dalam misi SAR, semua armada akan digerakan hingga misi selesai. Pergerakan pesawat CN-295 dari Lanud Halim menuju sasaran dan kembali Halim. Untuk helikopter,  pergerakan dari Lanud  Atang Sendjaja Bogor-Halim, dengan sasaran ke Halim kembali ke Lanud Atang Sendjaja Bogor,'' katanya.

Sedangkan, untuk pesawat boeing 737 akan bergerak dari Lanud Halim-sasaran-Halim dan kembali ke Lanud Sultan Hasanudin Makassar.

''Kegiatan SAR juga didukung oleh personel Paskhas dan personel Dissurpotrudau,'' katanya.

Dalam misi SAR,  ditetapkan Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan Supadio Pontianak serta Bandara Sukarno Hatta sebagai Posko. Keseluruhan operasi SAR dibawah koordinasi BNPP/Basarnas.

Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-218  take off dari Bandara Sukarno Hatta pukul 14.36 WIB, lost contact 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB, hilang kontak di atas pulau Lancang Kepulauan Seribu.