Gagal Divaksinasi Bupati dan Forkopimda di Kampar, Hanya 3 Orang yang Memenuhi Syarat

Kuok - Program vaksinasi Covid-19 perdana di Kabupaten Kampar dilaksanakan Jum'at (15/1/2021) di Puskesmas Kuok di Desa Lereng, Kecamatan Kuok. Namun seremonial vaksinasi tersebut tidak berlangsung lancar sebab dari 15 orang tokoh dan pimpinan daerah, termasuk Bupati Kampar dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), hampir seluruhnya gagal divaksinasi.

Hal tersebut disebabkan oleh tidak terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan secara medis, diantaranya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Seperti halnya terhadap Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto petugas medis bagian screening dr Rita Anggraini menyampaikan bahwa Bupati Kampar tidak diperkenankan disuntik vaksin meskipun orang nomor satu di Negeri Serambi Mekkah ini adalah target perdana yang akan menerima vaksin Covid-19.

Sebelum vaksinasi dimulai tensi Bupati Kampar mencapai 160/100. Selain itu Bupati Kampar juga dalam keadaan batuk dan pilek.

Tidak hanya Bupati Kampar, ternyata giliran berikutnya Kapolres Kampar AKBP Mohammad Kholid, Kepala Kejaksaan Negeri Kampar Suhendri, Komandan Kodim 0313/KPR Letkol Infanteri Leo Octavianus Sinaga, Komandan Batalyon 132/Bima Sakti Letkol Infanteri Muhammad Syafii Nasution, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar Alfian hingga Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar H Yusri juga gagal menerima suntikan vaksin.

Begitu juga istri Bupati Kampar Hj Muslimawati dan istri Sekda Kampar Hj Yuli Mastuti juga gagal disuntik vaksin.

Hingga menjelang pelaksanaan ibadah Sholat Jum'at, dari 15 tokoh maupun pimpinan daerah yang diundang untuk diberi suntikan perdana ini, hanya tiga orang yang memenuhi syarat untuk divaksin.

Orang pertama di Kabupaten Kampar yang lolos diberikan suntikan vaksin adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kampar dr Nuraisyah.

Disusul orang kedua Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kampar Satiti Rahayu dan Ajudan Bupati Kampar Andika Yuli Pratama. Proses penyuntikan vaksin dilakukan oleh dr Asnolawati.

Dari pantauan, ada empat meja yang harus dilalui oleh para calon penerima vaksin. Meja pertama adalah untuk pendaftaran, meja kedua untuk proses screening, meja ketiga untuk pemberian vaksin dan meja keempat pelaporan.

Di meja kedua, calon penerima vaksin akan diperiksa tekanan darahnya dan ada 16 pertanyaan yang diajukan oleh tenaga medis kepada calon penerima vaksin. Diantara pertanyaan itu adalah apakah yang bersangkutan pernah terkonfirmasi Covid-19, apakah dalam keadaan batuk, pilek, apakah pernah kontak erat langsung dengan penderita Covid-19.

Selain itu juga ditanyakan apakah dalam riwayat terapi, apakah pernah mengalami gejala sakit jantung, apakah pernah penyakit autoimun seperti hypertiroid, apakah pernah menderita penyakit ginjal, rematik, saluran pencernaan kronis, riwayat penyakit diabetes melitus, apakah pernah terkonfirmasi penyakit kanker, menderita paru dan apakah pernah terdiagnosa terkena HIV.

Kepada calon penerima vaksin petugas medis pada kesempatan ini menyampaikan arahan kepada petugas medis untuk ber konsultasi lagi kepada dokter spesialis.

Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto menghimbau kepada seluruh elemen mesyarakat hendaknya ikut melaksanakan vaksin ini agar masyarakat terhindar dari penyebaran covid-19.

"Semoga ini efektif untuk memutus mata rantai covid-19, setelah ini dilewati, kita semua menjadi sehat dan ekonomi kita kembali stabil, namun tentunya tetap masih melaksanakan protokol kesehatan," harap Catur, dikutip dari Cakaplah.com.

Meskipun sudah divaksin, Catur mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

Berkaitan gagalnya ia disuntik vaksin, Catur menyebutkan bahwa dirinya gagal menerima vaksin karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh petugas medis dikarenakan mengalami hipertensi, batuk serta pilek.

"Kalau nantinya tensi saya sudah stabil, batuk dan pilek sudah tidak ada lagi, maka saya akan segera divaksin oleh petugas kesehatan," cakap Catur.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kampar H Dedy Sambudi menyampaikan, untuk di Kabupaten Kampar sudah tersedia 2.400 botol yang akan diberikan kepada 2.560 tenaga kesehatan yang sudah terdaftar.

Vaksin ini distribusikan kepada 31 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar. Setiap Puskesmas sudah disiapkan tenaga lima hingga delapan orang khusus untuk penyuntikan vaksin.

Dedy menambahkan, jika terjadi sesuatu hal setelah dilakukan pemberian vaksin ini, maka Diskes Kampar telah menyiapkan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Komda KIPI) yang diketuai oleh dokter spesialis penyakit dalam dan juga sudah disiapkan ruangan untuk mengantisipasi terjadinya efek dari penyuntikan vaksin misalnya pembengkakan di daerah suntikan dan efek lainnya.