Pemko Dituding Masalah Sampah, LMN Gelar Diskusi 'Sampah di Pekanbaru Sampai Kapan?'

 

Pekanbaru - Liga Mahasiswa Nasdem (LMN) Provinsi Riau mengadakan diskusi bertemakan kebersihan dengan judul "Sampai kapan sampah di Pekanbaru?!" yang bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional di Auditorium Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Provinsi Riau Jalan Diponegoro, Senin (8/2/2021) malam.

Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Ketua BAHU NasDem Riau Totti Alexander Wahyudi (Praktisi Hukum), Staf Kampanye dan Advokasi Walhi Riau Ahlul Fadli (Pegiat Lingkungan), serta Gerakan Bersih Pekanbaru Endri Baskara (Pegiat Sosial). Juga dihadiri oleh perwakilan pengurus DPW Partai Nasdem Provinsi Riau.

Diskusi yang dimulai pukul 19.30 WIB berjalan lancar serta interaktif, yang dipandu oleh MC Vije Khant dan Moderator Miftahul Farid. Pada sesi tanya jawab, banyak muncul pertanyaan dari peserta yang berasal dari KNPI Pekanbaru, Sapma PP Pekanbaru, BEM UNRI, Nasdem Milenial, dan BEM UNILAK.

Ahlul Fadli dari Walhi Riau menyampaikan bahwa TPA Pekanbaru tidak dapat lagi menahan sampah, dia berharap TPS dihidupkan kembali.

Sementara itu, Totti Alexander Wahyudi mengkritisi bagaimana perjanjian Pemko Pekanbaru dengan pihak ke tiga yaitu kontraktor yang putus kontrak per 31 Desember 2020 untuk masalah pengutipan dan pemindahan sampah.

"Ini murni salah Pemko (Pekanbaru), mal administrasi menurut saya. Kita harap Pak Walikota Firdaus harus cakap dengan perjanjian tersebut. Kalau putus kontrak ya dicari solusinya, jangan beberapa bulan tidak ada yang ngisi. Seharusnya minimal satu bulan sebelum kontrak dengan pihak ketiga habis, pemerintah kota sudah memulai lelang ataupun langkah antisipasi untuk menggantikan pihak ketiga yang kontraknya akan habis dong," tegasnya, dikutip dari Cakaplah.com.

Di sisi lain, apresiasi terhadap langkah dan upaya komunitas Gerakan Bersih Pekanbaru yang dilakukan Endri Baskara sebagai contoh masyarakat Pekanbaru yang peka terhadap masalah sampah dalam pengolahan limbah dan daur ulang pemanfaatan, bahwa komunitas ini tidak hanya mengkritisi, namun melakukan tindakan nyata untuk mengatasi persoalan sampah dan limbah.

Menurut Endri, dengan situasi seperti ini, sebagai masyarakat juga harus peduli dan melakukan tindakan. "Selain mengkritisi, tentunya kita juga sebaiknya bergerak," sebutnya lagi.

Dicky Jordan Johar, selaku Sekretaris Komite Wilayah LMN Provinsi Riau dan juga Ketua Panitia menyampaikan, bahwa semasa Herman Abdullah, Pekanbaru sering sekali mendapatkan Adipura, tapi sejak Firdaus, sudah hampir tidak pernah, bahkan sering sampah jadi permasalahan yang tak kunjung usai, dan justru sudah sampai ke ranah hukum, di Polda Riau dan Kejaksaan.

"Kita berharap bisa kembali mendapatkan Piala Adipura tersebut di tahun 2021," kata Waksek LMN Riau Vahrion.

"Saya harap diskusi santai dan menghibur tapi tetap berisi seperti ini akan selalu bisa terlaksana setiap bulannya," ungkap VJ Khant selaku penanggung jawab acara.