Miliuner Bill Hwang Berharta Rp291,3 Triliun Bangkrut dalam 2 Hari


Riauupdate.com - Bill Hwang berhasil menumpuk kekayaan USD 20 miliar atau sekitar Rp291,3 triliun melalui investasi saham. Namun demikian, kekayaan tersebut hilang hanya dalam waktu 2 hari, atau tepatnya pada Maret 2021.

Hwang alumnus dari dana lindung nilai ternama, Tiger Management pada awalnya hanya memiliki kekayaan sekitar USD 200 juta (Rp2,9 triliun). Kemudian, pada 2013 dia berhasil mengubahnya menjadi kekayaan bersih USD 20 miliar (Rp291,3 triliun) karena investasi yang sukses pada perusahaan teknologi, kata Bloomberg.

Namun, keuntungannya anjlok pada akhir Maret, ketika utangnya mulai bengkak dan banknya menjual sebagian besar sahamnya bernilai sekitar USD 35 miliar (Rp511,5 triliun), seperti yang dilansir dari Business Insider.

Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui investasi Hwang, melaporkan bahwa investasi awal Hwang dilakukan melalui perusahaan keluarga, Archegos Capital Management, di perusahaan pemesanan perjalanan Expedia, LinkedIn, dan Netflix, dengan mengantongi keuntungan terakhir sebesar USD 1 miliar (Rp14,6 triliun).

Kemudian, investasinya melebar ke beberapa media konglomerat, seperti ViacomCBS dan Discovery. Dia juga menanam saham di perusahaan teknologi China, seperti Baidu dan GSX Techedu.

Hingga kuartal terakhir 2020, investasi Hwang membuat sahamnya melejit lebih dari 30 persen. Itu membuatnya tergiur untuk bermain lebih jauh. Namun, keuntungannya mulai anjlok pada 22 Maret, menyebabkan bank besar yang meminjamkan dana dan memproses perdagangannya meminta lebih banyak uang jaminan atau margin call.

Tergiur Investasi Berakhir Bangkrut

Dengan Hwang tidak dapat menyediakan uang tunai, pihak bank investasi, Morgan Stanley menjual sekitar USD 5 miliar (Rp73 triliun) kepemilikan Archegos dengan harga diskon, diikuti Goldman dengan menjual sekian miliaran dolar saham perusahaan Archegos.

Beberapa bank tidak seperti Morgan Stanley dan Goldman yang begitu cepat merespon. Namun, Credit Suisse dan Nomura telah memperkirakan kerugian masing-masing sebesar USD 4,7 miliar (Rp68,7 triliun) dan USD 2 miliar (Rp29,2 triliun).

Alasan utama mengapa kekayaan Hwang runtuh secara spektakuler adalah karena dia menggunakan leverage yang besar. Artinya, Archegos meminjam banyak uang untuk mendanai investasinya, yang berarti menghadapi kerugian besar, ketika kondisi nilai saham jatuh. Gerard Cassidy, analis bank AS di RBC Capital Markets, mengatakan kepada Business Insider pada Maret.

"Leverage selalu menjadi pedang bermata dua. Dalam bull market, ketika harga naik, hal itu meningkatkan keuntungan Anda. Dan kemudian di pasar yang jatuh, seperti yang baru saja Anda lihat dalam kasus khusus ini, itu akan memotong kepalamu," terangnya.

Archegos tidak dapat dimintai komentar tetapi juru bicara Karen Kessler mengatakan kepada Reuters pada akhir Maret, "Ini adalah waktu yang menantang bagi kantor keluarga Archegos Capital Management, mitra dan karyawan kami."

"Semua rencana sedang dibahas saat Tuan Hwang dan tim menentukan jalan terbaik ke depan," katanya.