Ahli Epidemiologi: Lonjakan Kasus Covid-19 di Riau Karena Lemahnya Tracing

Pekanbaru - Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Provinsi Riau dikarenakan lemahnya proses Tracing atau pelacakan kontak pasien yang sudah terpapar Covid-19. 

"Dalam 1 kasus targetnya itu sebenarnya 1 banding 15, sementara yang terealisasi hanya 1 banding 3. Berarti ada 12 orang yang tidak mampu terdeteksi setiap hari," kata dr Wildan, Kamis (27/5/2021) sore, dikutip dari Cakaplah.com.

Sementara itu positivity rate Covid-19 di Riau sendiri menurutnya saat ini mencapai 32,3 dan jika tracing hanya 1 banding 3, maka 12 orang yang tidak diperiksa tersebut ada kemungkinan 3 atau 4 orang yang positif dan masih berkeliaran sehingga bisa menjangkiti orang lain.

"Ketika ada 100 orang saja yang positif Covid-19, bisa sampai 800 orang yang harus dideteksi," jelasnya.

Lanjut Wildan, penambahan kasus Covid-19 di Riau ini juga dipengaruhi oleh faktor kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat saat di bulan Ramadan, yaitu aktivitas buka bersama dan juga pada saat lebaran.

Lanjutnya meningkatnya kasus Covid-19 di Riau juga seiring dengan banyaknya pemeriksaan harian yang masuk untuk mengejar target 1 banding 15.

"Fenomena ini hanya 2 minggu saja, mudah-mudahan minggu depan sudah melandai, karena jika ada yang tidak terdeteksi maka akan menularkan kepada orang lain," jelasnya.

Sebagai informasi, hari ini penambahan kasus Covid-19 di Riau memecahkan rekor sebelumnya yaitu 810 orang yang terkonfirmasi Covid-19.

Dengan rincian sembuh 248 orang dan yang meninggal dunia 14 orang.