Beberapa di antaranya adalah Bulan Purnama Rusa, Konjungsi Tropel Bulan-Jupiter-Saturnus, Perihelion Merkurius, hingga puncak hujan meteor Delta Aquarid dan Capricornid.
Berikut penjelasan dan jadwal lengkapnya:
1. Bulan Purnama: 23-24 Juli 2021
Malam hari ini, Jumat (23/7/2021), bulan akan mengalami fase bulan purnama atau fase oposisi solar Bulan. Bulan purnama kali ini disebut juga sebagai purnama Rusa.
Fase bulan purnama adalah konfigurasi ketika Bulan terletak membelakangi Matahari dan segaris dengan Bumi dan Matahari.
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang dalam keterangan tertulisnya mengatakan, puncak fase bulan purnama di Juli 2021 ini sebenarnya terjadi pada 24 Juni pukul 09.36 WIB.
Adapun jarak Bulan dari Bumi (geosentrik) adalah sekitar 364.546 kilometer dan terletak di konstelasi Capricornus.
Namun, ia menegaskan bahwa bulan purnama kali ini tidak beriringan dengan gerhana Bulan.
Hal ini dikarenakan, orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1 derajat terhadap ekliptika, dan Bulan tidak selalu memasuki bayangan Bumi ketika fase Bulan purnama.
"Sehingga, setiap fase bulan purnama tidak selalu beriringan dengan gerhana Bulan," jelasnya.
2. Konjungsi tripel Bulan-Jupiter-Saturnus: 23-27 Juli 2021
Mulai malam ini adalah kesempatan terbaik bagi Anda untuk dapat mengamati planet Jupiter dan Satunurs.
Sebab, kedua planet ini akan mengalami tripel konjungsi atau bersejajar dengan bulan di langit.
Anda dapat menyaksikannya sejak pukul 20.00-21.00 WIB dari arah Timur-Tenggara hingga pukul 05.30 WIB dari arah Barat-Barat Daya.
Dengan adanya fenomene konjungsi ini, maka mudah sekali bagi Anda untuk tahu mana planet Jupiter dan Saturnus di langit.
Dua benda langit yang bersinar terang dan sejajar dengan Bulan, adalah Jupiter dan Saturnus itu.
3. Perihelion Merkurius: 24 Juli 2021
Hari esok, Sabtu (24/7/2021), fenomena langit yang akan menghiasi langit Indonesia adalah perihelion Merkurius.
Hari esok, Sabtu (24/7/2021), fenomena langit yang akan menghiasi langit Indonesia adalah perihelion Merkurius.
Perihelion secara umum adalah konfigurasi ketika planet berada di titik terdekat dari Matahari.
Hal ini disebabkan oleh orbit planet yang berbentuk elips dengan Matahari terletak di salah satu dari kedua titik fokus orbit tersebut.
Dijelaskan Andi, perihelion Merkurius terjadi setiap rata-rata 88 hari sekali atau dalam setahun terjadi empat kali.
Perihelion merkurius di bulan Juli 2021 terjadi pada 24 Juli 2021 pukul 08.04 WIB dengan jarak 46 juta kilometer dari Matahari.
4. Puncak hujan meteor Capricornid: 28-29 Juli 2021
Puncak hujan meteor pertama yang akan hadir di pekan terakhir bulan Juli ini adalah Capricornid.
Hujan meteoer Capricornid diketahui sudah aktif sejak 3 Juli 2021 lalu, dan akan berakhir pada 15 Agustus mendatang.
Namun, puncak hujan meteor itu akan terjadi pada 28-29 Juli 2021.
Andi menjelaskan, fenomena ini dapat dilihat dengan mata telanjang, dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun disekitar medan pandang.
"Butuh kesabaran untuk menantikan hujan meteor ini, mengingat intensitas (jatuhnya meteor) yang relatif sedikit (5 meteor per jam)," ujarnya.
5. Puncak hujan meteor Delta Aquarid: 28-29 Juli 2021
Bersamaan dengan terjadinya puncak fenomena hujan meteor Capricornid, puncak hujan meteor Delta Aquarid juga akan terjadi.
Hujan meteor Delta Aquarid telah aktif sejak 12 Juli 2021, dan akan berlangsung hingga 23 Agustus 2021 mendatang.
Sementara, puncak hujan meteor ini akan terjadi pada 28 Juli pukul 10.00 WIB, sehingga dapat disaksikan sejak hari itu juga pada pukul 19.45 WIB dari arah Timur-Tenggara.
Anda masih bisa mengamatinya hingga 29 Juli 2021, pada pukul 05.30 WIB dari arah Barat-Barat Daya.
Adapun, intensitas hujan meteor Delta Aquarid ini lebih banyak dibandingkan dengan Capricornid, karena intensitas maksimum meteor jatuh bisa mencapai 14-15 meteor per jam.