Masih Suka Diet Ekstrem, Resikonya Bikin Mandul, Ini Penyebabnya


Jakarta - Sebagian wanita rela melakukan diet demi mencapai berat badan ideal. Namun, tak sedikit di antara mereka yang salah kaprah dalam melakukan diet, sehingga malah membahayakan kondisi tubuhnya.

Praktisi fitness dan diet Yulia Baltschun mengatakan kepada para wanita untuk tidak terlalu ekstrem dalam melakukan diet. Pasalnya, ini bisa mengganggu fungsi reproduksi kamu.

Ketika diet, umumnya seseorang akan mengonsumsi lebih sedikit kalori. "Yang tadinya harusnya jatah kita 2.000 kalori, badan kita cuma dikasih nafkah 1.500 kalori," kata Yulia dalam sesi bincang di IG Live Detikcom, Jumat (3/9/2021).

"500 lagi kan kita hutang sama badan, badan kita akan berpikir gimana caranya memenuhi hutang itu. Kemudian badan mengurai lemak supaya bisa jadi energi untuk menembus hutang itu. Jadi lemak kita lah yang akan bayar hutang kita ke badan," jelasnya.

Namun, kata Yulia, beberapa orang suka memotong jumlah kalori yang dikonsumsi secara sembarangan. Akhirnya, mereka memotong kalori terlalu ekstrem sehingga badan menjadi kekurangan gizi.

"Ketika badannya tidak mampu bayar (kurang asupan gizi), akhirnya beberapa side efek muncul. Beberapa sel tubuh kekurangan gizi, fungsi imun melemah, rambut mulai rontok karena selnya banyak yang mati, sel kulit mulai rusak. Akhirnya lama-lama mandul," ujar Yulia.

"Karena kan badan mikir, buat hidup saja gizinya kurang, gimana lu mau bikin bayi? Jadi reproduksi tidak memungkinkan, ini orang lagi kurang gizi, sudah shutdown akhirnya kita nggak menstruasi," sambungnya.

Maka dari itu, Yulia mengingatkan apabila tubuh sudah mulai menunjukkan tanda-tanda yang tidak sehat, ada kemungkinan cara diet kamu salah.

"Pokoknya kalau badan sudah ngambek, rambut rontok, mens nggak lancar, BAB mampet, itu badan ngasih kode. Kamu ngelakuin sesuatu yang nggak benar," tuturnya.


Sumber: Detik.com