Tak Terima Lapak di Bongkar, Pedagang di Pekanbaru Bentrok Dengan Satpol PP



Pekanbaru - Upaya pembongkaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) pedagang korban kebakaran pasar Sukaramai, oleh tim percepatan pembangunan Sukaramai Trade Center (STC) berlangsung ricuh, Selasa (25/2/20).

Aksi saling dorong terjadi saat petugas gabungan Satpol PP, Kepolisian, TNI, dan Dishub Pekanbaru mencoba mulai melakukan pembongkaran terhadap TPS yang telah ditinggal penghuni.

Pedagang yang tak terima TPS mereka dibongkar berusaha menahan aksi petugas, hingga suasana ricuh dan saling dorong terjadi.

Suasana semakin memanas saat terjadinya aksi saling dorong, hingga lemparan batu antara pedagang dan petugas terjadi.

Tampak beberapa pedagang dan petugas penertiban mengalami luka di bagian kepala mereka. Mereka yang terluka pun segera dibawa rekan mereka ke rumah sakit terdekat.

"Kami melakukan pembongkaran terhadap TPS yang telah ditinggal penghuni. Yang sudah kosong itu kami coba bongkar, namun ada terjadi sedikit perselisihan. Yang ribut pun, pedagang yang bukan penghuni TPS, tapi pedagang yang berjualan di pasar Agus Salim sana," kata Kasatpol PP Pekanbaru Agus Pramono, yang juga koordinator tim percepatan pembangunan.

Agus menerangkan, penertiban untuk membongkar TPS akan tetap terus berlanjut. Karena terhitung sejak 22 Februari kemarin, pedagang tidak dibenarkan lagi menghuni TPS. Mereka harus pindah ke kios dalam STC.

Agus menyebut, pedagang yang masih menghuni TPS hingga saat ini merupakan pedagang ilegal. Karena berdasr surat peringatan yang telah dilayangkan kepada pedagang, mereka di deadline mengosongkan TPS hingga Jumat (21/2/2020) kemarin.

"Hari ini kita kosongkan. Sampai benar benar kosong kita akan tetap lakukan penertiban. Tidak ada yang bisa hentikan, saya tetap lanjut, kecuali Ketua tim memerintahkan melakukan penundaan," tegas Agus.

https://youtu.be/bw5tsLhlgOc Dalam penertiban itu sebanyak 270 personil gabungan dari Satpol PP, Dishub, DLHK, Polri, TNI, Damkar, dan Diskes dikerahkan.

Sementara itu, Fatrizul selaku Perwakilan pedagang mengatakan, petugas melakukan penertiban dengan arogansi dan itu tidak tepat. Karena seharusnya dilakukan secara kedua belah pihak berdasarkan hasil mediasi.

"Selesaikan lah dulu STC. Kami bukan nya tidak mau pindah, Karena STC belum 100 persen selesai. Kami pun diperlakukan dengan arogansi," kata Fatrizul.

Ia mengaku, bahwa para pedagang siap pindah ke dalam kawasan STC asal pembangunan selesai.

"Ada 4 pedagang yang luka pada bagian kepala, sudah kami bawa ke Santa Maria. Kepala nya yang bocor. Kami tidak menginginkan ribut seperti ini. Karena sudah ada pedagang yang terluka maka nya jadi rusuh. Kita tidak pernah memulai untuk ricuh," tutupnya.(RA)