Pemerintah RI Pantau 12 PDP Virus Covid-19


Jakarta - Juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan terdapat 12 orang baru menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) terkait penyebaran virus corona (covid-19).

Menurutnya, 12 orang ini memiliki riwayat berpergian ke luar negeri dan melakukan kontak dengan pasien yang positif covid-19.

"Saya belum bisa sebutkan detailnya tapi ada pengawasan spesifik pada 12 orang ini. Karena memiliki, ada yang inisiatif datang dari luar negeri, ada yang kontak dekat dengan pasien diidentifikasi di awal," kata Yuri kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/3).

Yuri mengungkapkan 12 PDP itu menunjukkan gejala sakit meskipun ringan. Secara umum, kondisi 12 pasien itu mengalami demam, batuk, dan beberapa di antaranya pilek.

Menurut Yuri, pihaknya akan memeriksa mereka dengan dua cara, yakni polymerase chain reaction (PCR) dan genome sequencing. Pihaknya belum bisa memastikan status 12 PDP ini sebelum dilakukan tes genome sequencing.

"Tapi bagi kami, posisinya tidak di masyarakat. Semua sudah dikarantina," ujarnya.

"Ini yang menjadi kepentingan kami sudah ada di RS, sudah diisolasi. Ada ruang waktu bagi kami selama genome sequencing, untuk memeriksa kontak dekat dia," kata Yuri melanjutkan.

Pasien Sesak Napas Meninggal, Status Corona Belum Diketahui
Sebelumnya Kementerian Kesehatan menetapkan empat status terkait risiko covid-19, yakni orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), suspect, dan positif covid-19.

Sejauh ini terdapat 34 orang positif virus corona di Indonesia. Dari 34 pasien itu, satu pasien yang merupakan WNA meninggal dunia di RSUP Sanglah, Bali. Sementara tiga pasien telah dinyatakan sembuh atau negatif setelah dilakukan pemeriksaan kedua.

Kemudian dari 34 pasien positif, 20 kasus di antaranya merupakan imported case atau tertular saat ada di luar negeri. Namun, pemerintah tak menyebut negara mana saja yang menjadi tempat penularan.

Sedangkan, terdapat 2 pasien yang dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso meninggal dunia. Kedua pasien itu mengalami sesak napas. Belum diketahui apakah 2 pasien ini apakah positif corona atau tidak. Namun, pihak RSPI sudah mengambil spesimen dua orang itu.



Sumber: Cnnindonesia.com