UI Kembangkan Alat Disinfektan Ultraviolet Untuk Keperluan Medis



Jakarta - Tim Peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) mengembangkan 2 prototipe alat yang dapat membunuh sumber penyakit dari bakteri dan virus dengan sinar ultraviolet (UV). Alat ini diharapkan dapat membantu memerangi Corona.

Alat tersebut memiliki dua tipe, yaitu alat yang dipegang di tangan (hand held sterilizer) dan alat yang ditempel di dinding (room sterilizer). Alat ini khusus dirancang untuk keperluan medis.

"Penanganan wabah COVID-19 adalah tanggung jawab bersama seluruh anak bangsa. Untuk itu kami berupaya mengerahkan tim ahli dan peneliti di lingkungan UI untuk bersama-sama mengembangkan instrumen yang bisa membantu tenaga kesehatan kita dalam menjalankan tugasnya di tengah wabah yang melanda berbagai daerah di Indonesia dan sudah menelan korban jiwa yang tidak sedikit," kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, dalam keterangannya, Sabtu (28/3/2020).

Kedua alat ini akan sangat membantu rumah sakit yang saat ini kewalahan mendapatkan alat bantu disinfektan akibat kelangkaan maupun karena melambungnya harga disinfektan cair di tengah wabah virus COVID-19.

Instrumen disinfektan menggunakan sinar UV ini dikembangkan oleh tim peneliti FMIPA UI, serta menggandeng peneliti lainnya dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) di bawah koordinasi Direktorat Inovasi UI dan Science Techno Park UI. Saat ini tengah disiapkan enam unit Prototipe, kedua alat tersebut akan diuji coba di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Pengembangan prototipe instrumen oleh Tim Peneliti UI ini merujuk kepada hasil penelitian tentang efektivitas gelombang UV C yang mampu membunuh spora, bakteri, beragam tipe jamur, cendawan, protozoa, dan beberapa tipe virus lainnya.

Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa sinar ultraviolet C dengan panjang gelombang 254 nm dapat membunuh bacillus anthracis (bakteri anthrax), e-coli (penyebab infeksi saluran pencernaan), dan difteri.

Selain itu sinar UV C juga dapat membunuh virus seperti adenovirus (penyebab demam, radang tenggorokan, bronchitis dan pneumonia), virus hepatitis A, dan polio. Sementara itu, uji coba prototipe instrumen ini akan digunakan untuk keperluan disinfektan alat-alat medis dan ruangan yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan, terutama bagi pasien COVID-19.

Kedua prototipe ini dirancang untuk dapat digunakan secara aman oleh institusi kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Pemakaian alat ini harus bersamaan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan kaca mata pelindung.

Hingga kini instrument ini belum diproduksi massal. Tim Peneliti UI mengajak semua pihak untuk ikut berpartisipasi membantu memproduksi massal instrument ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua institusi pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.

"Partisipasi semua pihak akan sangat membantu pemerintah dalam memerangi epidemi yang mengancam semua elemen bangsa. Diharapkan, prototipe yang telah dihasilkan tim peneliti UI ini dapat meningkatkan jumlah produk kesehatan yang dapat diproduksi di dalam negeri," ujar Haris.



Sumber: Detik.com