BI Proyeksi Pembiayaan Defisit Fiskal Tembus Rp 1.400 Triliun



Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksi kebutuhan pembiayaan defisit fiskal tahun ini sebesar Rp 1.400 triliun. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pembiayaan ini tidak menggunakan mekanisme lelang Surat Berharga Negara (SBN) di pasar.

"Hitungan kasar terkait pembiayaan defisit fiskal kurang lebih Rp 1.400 triliun," kata Perry dalam RDP virtual dengan DPR RI, Kamis (30/4/2020).

Nantinya pembiayaan ini akan merogoh kocek kas negara yang ada di bank sentral, bank, badan layanan umum (BLU), pinjaman ke ADB dan Bank Dunia.

"Sisanya Rp 900 triliun dan sudah dikeluarkan Rp 225 triliun. Masih ada Rp 675 triliun, itu untuk Program Pemulihan Ekonomi Rp 150 triliun dan Rp 100 triliun dari kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) dari BI yang diturunkan dan bank-bank akan membeli SBN dari pasar perdana kurang lebih Rp 100 triliun," kata Perry.

Perry mengatakan dari kalkulasi tersebut pembiayaan akan menggunakan SBN di pasar.

"Target-target lelang yang diumumkan pemerintah insyaalah cukup untuk pembiayaan fiskal," kata dia.

Dia menambahkan lelang ini untuk memenuhi pembiayaan dan dia optimis jika yield yang ditawarkan pemerintah sebesar 8,08% lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.

"Bedanya suku bunga SBN kita dengan luar negeri tinggi banget, menarik. Itu yang kami lihat sehingga insyaallah ini kebutuhan dari pemerintah untuk biayai kesehatan Rp 75 triliun, bansos Rp 110 triliun, dan untuk insentif industri Rp 70 triliun itu bisa dipenuhi dari penerbitan SBN dari pasar tadi," tambah dia.


Sumber: Detik.com