Pasien Pertama Sembuh dari Covid-19, Begini Kisahnya

Foto: Pasien Pertama Sembuh di Bekasi (details.com)

Bekasi - Pasien Corona (COVID-19) pertama di Kota Bekasi dinyatakan sembuh. Ia adalah seorang pebisnis manufaktur engineering bernama Arif Rahman Hakim (42).

Arif bercerita, dia mulai demam setelah melakukan perjalanan bisnis ke berbagai kota di Pulau Jawa, dari Bogor, Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Ciamis, sampai Garut, pada Minggu (8/3). Keesokan harinya, ia berobat ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi Timur.

Setelah berobat, kondisi kesehatan Arif terus memburuk. Ia batuk tak henti-hentinya dan mulutnya terasa kering. Arif memutuskan kembali memeriksakan kondisi tubuhnya di RS Mitra Keluarga.

"Selasa (10/3) malam saya masuk IGD Mitra timur, saya masuk jam 08.00 WIB malam, diobservasi jam 01.00 WIB malam. Ternyata paru-paru saya rusak, udah diserang, sudah nggak mampu bernapas saya," ujar Arif lewat sambungan telepon kepada detikcom, Senin (6/4/2020).

Setelah dua malam dirawat di IGD, Arif direkomendasikan masuk ICU (Intensive Care Unit). Terdapat 4 dokter dan sejumlah perawat yang melayaninya.

Saat itu ia tak mengetahui apakah dirinya positif atau negatif Corona. Namun Arif semakin curiga, karena petugas yang melayaninya menggunakan APD lengkap. Karena tak ingin dipengaruhi pikiran negatif, Arif meminta dokter memberi tahu segala informasi terbaru soal kesehatannya kepada istri dan keluarganya, bukan kepadanya.

"Mulut kering dan makan itu sakit, kayak makan pasir padahal makan nasi. Itu (saya) nggak bisa tidur, karena harus duduk, karena kalau tidur saya nggak bisa napas, hampir nggak bisa tidur saya di sana," kata Arif.

Ia mengisi kegiatan sehari-hari selama diisolasi dengan berdoa, berzikir, dan salat. Untuk beraktivitas, Arif dibantu perawat. Sejumlah vitamin diberikan perawat dan rutin dikonsumsi Arif.

"Badan saya harus ditepuk-tepuk (oleh perawat), dadanya, ginjal juga, saya disuruh (tidur posisi) miring, buang air besar juga dia (perawat) yang bersihin, kita dipasang kabel kan, di tubuh kita banyak kabelnya, termasuk (untuk) buang air kecil," ucap Arif.

Kondisi Arif semakin membaik. Paru-paru dinyatakan sehat pada Kamis (19/3). Kemudian ia dipindah ke ruang isolasi selama 10 hari.

"Saya kembali di tes (swab) tanggal 25 (Maret), sama tanggal 29 (Maret) dan hasilnya negatif," tuturnya.

Saat ini, kondisinya semakin stabil. Ia menjalani masa isolasi mandiri di rumahnya. "Saya alhamdulillah sehat dan stabil, namun masih isolasi, karena biar saya segera pulih, berat badan saya turun 11 kg," imbuhnya.

Arif bercerita, kini istrinya dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), sedangkan anak-anak dan orang tuanya negatif. Istrinya tak menunjukkan gejala demam ataupun batuk sehingga dokter menyarankan agar istrinya juga diisolasi di rumah. Untuk sementara ini ia memisahkan diri dengan keluarganya.

"Saya di kamar bawah, istri di lantai dua, lainnya di lantai atas, ada anak, keponakan, ortu, kakak, driver, asisten rumah tangga," tandasnya.


Sumber: Detik.com