Disebut Ada Klaster Mal, Pengelola TP dan Pakuwon Mall Membantah
Surabaya - Salah satu klaster yang ada di Surabaya adalah
klaster mal. Mal yang dimaksud adalah Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza (TP).
Direktur Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi membantah bila
ada penyebaran COVID-19 baik
di Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza.
"Gak pernah ada penyebaran apalagi kasus COVID-19 di TP
maupun di Pakuwon. Kalau disebut ada klaster TP dan Pakuwon Mall ya akan saya
protes dari mana adanya," kata Sutandi kepada detikcom, Senin (11/5/2020).
Berdasarkan data dari Gugus Tracing Penanganan COVID-19
Jatim, dari 2 klaster tersebut ditemukan 13 kasus positif COVID-19. Klaster TP
ada 9 kasus, sedangkan di Pakuwon Mall ada 4 kasus.
"Klaster Pakuwon Mall dan TP saya permasalahkan. Karena
kalau penyebutan Klaster Pakuwon Mall, artinya kasusnya terjadi di Pakuwon
Mall, begitu kan? Nah, itu yang harus diklarifikasi.
Kenapa enggak dibuka
sekalian, siapa sih korbannya? Agar jelas," ujar Sutandi.
Sutandi merasa dirugikan terkait penyebutan klaster di 2 mal
tersebut. Sutandi menegaskan tidak ada kasus COVID-19 di dua mal tersebut.
"Jelas merugikan, karena disebut Pakuwon Mall. Di TP
juga merugikan, jelas tidak ada karena kami sudah menerapkan protokol kesehatan
di mal tersebut," jelas Sutandi.
Sutandi memastikan kedua mal tersebut menerapkan SOP
kesehatan sesuai protap Kemenkes RI. Untuk saat ini, baik Pakuwon Mal dan TP
tetap buka sesuai aturan PSBB.
"Saat ini pengunjung mal hanya 30 persen dari kondisi
normal karena memang hanya yang perlu kebutuhan pokok yang ke mal. Kami juga
tidak menyarankan belanja di mal, karena tetap di rumah saja lebih penting saat
ini," katanya.
"Mal masih buka, bukan untuk kepentingan ekonomis, tapi
semata-mata untuk kepentingan sosial supaya angka PHK bisa diminimalkan,"
pungkas Sutandi.
Ketua Gugus Tracing Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari
Santoso mengatakan ada 52 klaster penyebaran/penularan Corona di Jatim. Dari
angka tersebut, teridentifikasi 592 kasus positif COVID-19. Sisanya belum
terindentifikasi dari mana penularannya.
"Ada total 52 klaster di Jatim. Klaster terbesar adalah
klaster pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Asrama Haji Sukolilo
Surabaya dengan 167 kasus, klaster Ponpes Temboro Magetan 46 kasus," kata
Kohar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (10/5/2020).
Untuk wilayah yang paling banyak ditemukan klaster penularan COVID-19,
ada di Kota Surabaya. Dari data yang ditampilkan tim tracing, ditemukan ada 14
klaster Surabaya.
14 Klaster yakni Klaster Surabaya I-PGS (5 kasus), Klaster
Surabaya II (2 kasus), Klaster Surabaya III (2 kasus), Klaster Surabaya
IV-Pakuwon Mall (4 kasus), Klaster Surabaya V-TP (9 kasus), Klaster Surabaya
VI-RRI (2 kasus), Klaster Surabaya VII-Jalan Gresik PPI (30 kasus), Klaster
Surabaya VIII-RS Mitra Keluarga Satelit Surabaya (6 kasus).
Selanjutnya ada Klaster Surabaya IX-PT SORINI (2 kasus),
Klaster Surabaya X-Jalan Gembong 5/7 (4 kasus), Klaster Surabaya XI-Tidak Ada
Riwayat Perjalanan ke Manapun (37 kasus), Klaster Surabaya XII-PT HM Sampoerna
(41 kasus), Klaster Surabaya XIII-Pasar Keputran (2 kasus) dan Klaster Surabaya
XIV-Riwayat Perjalanan dari Surabaya (8 kasus).
Sumber: Detik.com