Tantangan RI Genjot Ekspor di Tengah Pandemi


Foto: Dok. Dahana
Jakarta - Bank Dunia (World Bank/WB) memprediksi pertumbuhan ekonomi global -5,2% selama tahun 2020. Hal tersebut akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekspor Indonesia. Bahkan, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Reza Yamora Siregar memprediksi dengan kondisi tersebut pertumbuhan ekspor RI selama tahun 2020 berada di posisi negatif.

"Ekspor ini agak susah. Karena ekspor ini masih bergantung dengan kondisi ekonomi global. Ekspektasi untuk tahun ini masih negatif kalau perhitungan kasar kami," ungkap Reza dalam diskusi online Ngopi Teko, Rabu (10/6/2020).

Reza mengatakan, meski net ekspor Indonesia masih cukup terjaga, namun jika melihat lebih dalam dapat dilihat pertumbuhan ekspor Indonesia sudah hancur.

"Kalau di Indonesia kita harus melihat net ekspor, jadi ekspor dan impor. Kalau kita melihat performance dari impor kita juga masih sangat lemah. Jadi kalau kita bicara net ekspor, ekspor minus impor, kan posisi kita sudah cukup membaik ke sekitar 1,5% of GDP. Karena memang ekspor kita hancur, tapi impor kita lebih hancur lagi," imbuh Reza.

Apalagi dengan kebijakan lockdown di beberapa negara demi mencegah penyebaran Corona. Dengan lockdown, ekspor Indonesia bisa semakin terhambat.

"Ini akibat dari lockdown juga. Jadi kalau pun kita siap mengekspor tapi negara tujuan tutup ya nggak bisa juga. Lalu misalnya kita butuh impor pun kalau negara asal nggak bisa jalan ya nggak bisa juga. Jadi ini sulit. Tapi yang jelas karena hubungan dekat antara ekspor dan impor kita, dia korelasinya sangat tinggi. Jadi artinya kalau ekspor turun, impor kita juga turun, malah lebih berat, akibatnya net ekspor kita tidak membawa PDB kita. Kalau ekspor susah dalam kondisi ini, dan kita memang ekspektasi pertumbuhan ekspor masih dalam kurva negatif," pungkas Reza.


Sumber: Detik.com