Pelaku Penyerangan Imam Mesjid Menjalani Tes Kejiwaan Selama Tiga Hari



Pekanbaru - IM (24), pelaku penyerangan imam Masjid Al Falah Darul Muttaqin Yazid Umar Nasution (36) menjalani tes kejiwaan di RS Bhayangkara Polda Riau. IM akan diobservasi kejiwaannya selama tiga hari.

"Iya pagi tadi (kemarin, red) pukul 08.00 WIB, IM kami bawa ke RS Bhayangkara untuk tes kejiwaan. Pelaku berada di ruang observasi selama tiga hari ke depan," ungkap Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang Mu’min Wijaya melalui Kapolsek Pekanbaru Kota AKP Stevie Arnold Rampengan.

Sementara itu Karumkit RS Bhayangkara Polda Riau AKBP Agung Hadi membenarkan telah menerima IM. Dijelaskannya, RS Bhayangkara memiliki ruang tahanan berukuran 3x5 meter. Ruangan itu dijadikan tempat observasi.

"Di ruang itu dia sendirian. Untuk observasi kejiwaan tentunya ada pengamatan dari dokter, perawat, dan CCTV yang berada di ruangan. Untuk hasilnya nantinya akan keluar setelah selesai pengamatan tiga hari," paparnya, dikutip dari Riaupos.co.

Pimpin Salat Jumat
Dalam pada itu Yazid Umar Nasution adalah imam besar Masjid Al-Falah Darul Muttaqin, di Jalan Sumatera, Kecamatan Pekanbaru Kota, Yazid sendiri sudah bisa kembali beraktivitas dan menjadi imam pada Salat Jumat kemarin.

"Iya, dia (Yazid, red) imam masjid besar di sini. Hari ini (kemarin, red) juga jadi imam Salat Jumat,"  ucap Ketua Harian Masjid Bidang Ibadah Masjid Al Falah Darul Muttaqin, Dadang Antoni kepada Riau Pos, kemarin.

Saat kejadian, Dadang mengaku berada di dalam masjid dan sedang menjalankan salat sunah. Ia sempat mendengar ada suara lari-lari dan kemudian mengetahui kalau IM menusuk imam.

"Pelaku lari-lari, lalu menusuk imam dengan pisau dapur dan sudah bengkok. Pisau dapur mamaknya. Mamaknya kehilangan pisau itu yang rupanya dibawa IM. Dia (IM, red) cukup sering jugalah ikut berjamaah di sini," ungkapnya.

Sekretaris Masjid Al-Falah Darul Muttaqin, Ali Hasim Siregar menimpali, Yazid sudah tujuh tahun menjadi imam di masjid. Sejak insiden Kamis (23/7) malam itu, masjid tetap aktif menjalankan ibadah salat berjamaah.

Sementara Yazid saat dijumpai di masjid tempatnya mengimami jamaah enggan memberi komentar. Mulanya awak media mencoba berjumpa sang imam menjelang Salat Jumat, tepatnya ke lantai 2 masjid di mana terdapat ruang pengurus. Salah satu pengurus mengucap, agar menunggu sebentar di luar.

"Kata imam, agar tidak memperbesar masalah itu," sebut pengurus.

Mendapati hal itu, awak media menunggu selesai Salat Jumat. Sebab, ia masih menjadi imam masjid. Begitu selesai memimpin Salat Jumat, imam pun tak mau diwawancara.

"Sudah, tidak perlu diperbesar kan," katanya sembari pergi meninggalkan awak media.

Diberitakan sebelumnya, insiden itu terjadi usai Salat Isya, saat imam masjid memimpin doa. Tiba-tiba pelaku IM datang dari depan arah mimbar mencoba melakukan penyerangan terhadap nya.

Akibat serangan itu, dada kiri atas sang imam lecet. Untuk menghindari kebrutalan pelaku, Yazid pun sempat menendang dengan kaki.

Pelaku penusukan ternyata pernah berkonsultasi terkait pekerjaan, keluarga, dan lainnya dengan Yazid. Namun, entah apa yang ada di dalam pikirannya sehingga IM berbuat nekat menusuk dada sang imam.

"Selesai salat isya dan sedang berdoa, imam teriak. Setelah dilihat ada orang yang menusuk dengan benda tajam yang datang dari mimbar depan. Lalu jamaah mengamankan," sebut saksi mata yang juga jamaah masjid Hendra.

Yazid sendiri sebelumnya juga membenarkan dia kenal dengan IM. Sebelum Ramadan IM pernah konsultasi soal pekerjaan. Dikarenakan tidak terima sarannya, maka dianjurkan ke yang lain.

"Saat itu dia konsultasi soal pekerjaan, namun dia tidak terima saran saya. Maka, saya anjurkan konsultasi dengan yang lain," ungkap Yazid.

MUI: Tingkatkan Kewaspadaan
 
Menanggapi kejadian penusukan imam di masjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru Ilyas Husti menyayangkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kejadian tersebut tidak terduga dan tidak bisa diprediksi.

Untuk itu Ilyas Husti mengimbau kepada pengurus masjid, pihak keamanan masjid dan juga jamaah agar selalu waspada kalau ada hal-hal yang mencurigakan.

"Ini salah salah satu peran sekuriti atau pihak keamanan masjid, agar selalu waspada dan tidak membolehkan orang masuk ke dalam masjid dengan membawa pisau. Kalau ia masuk membawa pisau tentu punya niat yang tidak bagus dan bisa langsung diamankan," katanya.