Jakarta - Kondisi pandemi virus Corona atau COVID-19
yang terjadi saat ini turut mengganggu rantai ekonomi global dan nasional,
mulai dari produksi sampai distribusi.
Selain itu usaha atau bisnis yang biasanya dilakukan secara offline
kini tertekan dampak akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga lockdown
di berbagai negara.
Pembatasan ini dilakukan oleh pemerintah demi menekan rantai
penyebaran COVID-19 agar tak semakin meluas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan saat ini ada usaha-usaha yang bisa bertahan di tengah pandemi
asalkan mengadopsi sistem digital untuk kelangsungan bisnisnya. Dia menyebut,
COVID-19 ini membatasi interaksi hingga ekonomi terpukul keras.
"Kegiatan yang mampu pindah ke online dan digital
adalah yang bisa survive," kata dia dalam konferensi pers virtual beberapa
waktu lalu.
Dia menjelaskan saat ini konsumsi masyarakat diproyeksi
masih akan turun. Padahal konsumsi masyarakat memegang peranan yang besar dalam
pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu hingga 59%.
"Ketidakpastian juga menyebabkan pelemahan investasi.
Aktivitas menjalankan investasi mereka terhenti akibat COVID-19. Itu juga
menurunkan aktivitas ekonomi," ujar dia.
Sebelumnya, ekonomi nasional diprediksi masih akan tertekan
akibat pandemi COVID-19. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan
atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi atau minus 2,8% hingga minus 3,9%
pada 2020.