Tarif Rapid Test Disesuaikan Ketetapan Menkes, Ini Penjelasan Rumah Sakit di Pekanbaru
PEKANBARU - Kementerian Kesehatan RI mematok batas tarif
tertinggi biaya rapid test hanya Rp150 ribu. Hal itu dituangkan dalam Surat
Edaran Nomor HK.02.02/I/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan
Rapid Tes Antibodi.
Lalu bagaimana dengan Rumah Sakit yang ada di Pekanbaru?
Sudahkah menjalankan instruksi yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan?
Tim mencoba menghubungi beberapa rumah sakit yang ada di
Pekanbaru. Diantaranya Rumah Sakit Awal Bros Panam dan juga Rumah Sakit Eka
Hospital. Keduanya memiliki tarif yang berbeda.
Untuk Rumah Sakit Eka Hospital sudah mengikuti Surat Edaran
Kemenkes. Namun untuk Awal Bros Panam masih belum mengikuti aturan yang memang
baru dikeluarkan Selasa (7/7/2020) kemarin.
Humas Eka Hospital Dani mengatakan, saat ini pihaknya sudah
mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Tarifnya Rp150 ribu, kita mengikuti aturan saja,"
ujar Dani singkat, dikutip dari Cakaplah.com
Hal berbeda disampaikan oleh Humas Awal Bros Panam, Asmardi.
Ia mengatakan untuk saat ini pihaknya masih mematok harga rapid test sebesar
Rp250 ribu.
"Sampai saat ini masih Rp250 ribu. Belum ada instruksi
untuk menurunkan," ujar Asmardi.
Ia mengatakan saat ini pihak rumah sakit masih dilema untuk
menerapkan aturan tersebut. Pasalnya untuk harga alat rapid test saja masih di
atas Rp100 ribu.
"Itu masih alat rapidnya, belum termasuk Alat Pelindung
Diri (APD), petugas yang melakukan pengecekan. Ini yang menjadi dilema, dan ini
banyak juga dikomplain oleh RS swasta lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, jika memang harus mematuhi aturan yang telah
ditetapkan, seharusnya pemerintah juga mengatur berapa biaya alat rapidnya. Ada
standart maksimal harganya.
"Memang ada yang murah. Tapi kami nggak mau. Nanti
hasilnya bermasalah. Kami tetap mengacu yangg direkom WHO dan Dokter Spesialis
Patologi Klinik (SpPK). Makanya harga rapid test di Awal Bros masih
segitu," sebutnya.
"Mudah-mudahan saja apa yang menjadi harapan kami bisa
terwujud. Sehingga kami tidak dilema lagi untuk memasang tarif rapid
test," pungkasnya.